PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI PROGRAM KEMITRAAN AGRIBISNIS SAPI POTONG

Sapi Simmental

Sapi Simmental

Ternak-Oline. Di negara kita masih terdapat banyak penduduk miskin. Penduduk miskin ini tersebar di perkotaan dan pedesaan. Jumlah penduduk miskin menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Maret 2006 sebesar 39,05 juta (17,75 persen). Jika dibandingkan dengan penduduk miskin pada Februari 2005 yang berjumlah 35,10 juta (15,97 persen), berarti jumlah penduduk miskin meningkat sebesar 3,95 juta. Persentase jumlah penduduk miskin di pedesaan sebesar 63,41 persen, artinya mayoritas rakyat miskin terdapat di pedesaan. Dimana masyarakat pedesaan didominasi oleh kegiatan ekonomi berbasis pertanian. Oleh karena itu berbagai upaya pembangunan ekonomi untuk mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran harus segera diupayakan.

Salah satu upaya tersebut dapat dilakukan dengan kegiatan kemitraan agribisnis sapi potong dipedesaan dengan pendekatan pemberdayaan petani-peternak yang dapat mensejahterakan diri dan keluarganya. Selain itu juga memberi pemahaman bahwa pembangunan pertanian pada dasarnya adalah membangun para pelaku pertanian (petani/peternak) itu sendiri. Program pemberdayaan petani-peternak lebih menitik beratkan pada peningkatan kualitas sdm para petani-peternak, alih teknologi dan penyuluhan pertanian sebagai suatu proses belajar yang dilakukan secara non formal, fleksibel dan diyakini merupakan media pembelajaran yang tepat dalam rangka meningkatkan kualitas sdm pertanian-peternakan.

Kebutuhan akan daging semakin meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan semakin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya protein hewani bagi manusia. Untuk memenuhi kebutuhan daging sapi masyarakat Indonesia, telah dipotong sekitar 1,5 juta ekor sapi lokal untuk menghasilkan kurang lebih 350.000 ton daging sapi yang diproduksi di dalam negeri ditambah dengan mendatangkan sapi bakalan dari Australia tidak kurang dari 350.000 ekor dan impor daging sapi beku sekitar 30.000 ton.

Mempertimbangkan hal tersebut, Pemerintah telah menetapkan program menuju kecukupan daging sapi pada tahun 2010, melalui Program Percepatan Pencapaian Swasembada Daging Sapi (P2SDS). Program ini mentargetkan terjadinya peningkatan produksi daging sapi didalam negeri sebesar 115 ribu ton, sehingga total produksi mencapai 91 persen dan sisanya masih impor sebesar sembilan persen.

Upaya peningkatkan daya saing produk peternakan di Indonesia masih dihadapkan pada beberapa kendala antara lain keterbatasan bibit baik kualitas maupun kuantitas, ketergantungan bahan baku impor, tingkat penguasaan permodalan oleh peternak yang lemah sehingga usaha peternakan yang dikelola tidak ekonomis, tingkat penguasaan teknologi yang rendah serta sarana prasarana yang belum memadai. Hal inilah yang menyebabkan sulitnya investasi publik, perbankan masuk dalam sub sektor peternakan.

Pembangunan peternakan untuk mewujudkan peternakan yang tangguh dan berdaya saing saat ini lebih diarahkan pada pendekatan sistem dan usaha agribisnis melalui keterpaduan pengembangan sub sistem hulu (on farm) hilir serta ditunjang lembaga perbankan dan pelayanan penelitian. Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut salah satu upaya dalam rangka pengembangan sapi potong di pedesaan dapat ditempuh melalui penguatan kelembagaan peternak melalui kemitraan usaha agribisnis.

2 thoughts on “PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI PROGRAM KEMITRAAN AGRIBISNIS SAPI POTONG

  1. pak klo ternak sapi penggemukan dg pembibitan untung besar mana ya?pemeliharaannya rumit yg mana?

    jawab…
    lebih efesien penggemukan pak..sms saya saja/ telp…konsultasi gratis kok…yang bisa kami bantu ya kami bantu..kalo saya bisa bantu kenapa tidak..?

Tinggalkan Balasan ke wardoyo Batalkan balasan